KISAH ALICE DAN BUNDA
Rabu, Juni 26, 2013
KISAH ALICE DAN BUNDA
Oleh : Esly
Alice dibesarkan di kota Monofi. Di
kota ini, Alice hidup bersama ibunya. Ayah Alice sudah meninggal ketika Alice
masih kecil.
Sekarang Alice sudah berumur 16
tahun. Wajahnya putih berseri, memancarkan kebaikan hatinya. Ya, Alice senang
menolong orang-orang yang membutuhkan. Pagi ini Alice akan pergi ke rumah Bu
Lili untuk memberikansekeranjang roti selai. Sebelum berangkat, Alice
melilitkan pita pada rambutnya yang panjang berwarna keemasan.
“Bunda, aku berangkat!”seru Alice
berpamitan pada ibunya.
Di tengah jalan, Alice melihat
seorang gadis kecil gelandangan. Gadis itu merintih kesakitan sambil memegangi
kaki kanannya yang luka terserempet kereta kuda. Orang-orang disekitarnya tak
ada yang peduli, dan melihat gadis itu dengan jijik. Gadis itu kaget ketika ada
seeorang yang mengulurkan pita biru padanya. Ternyata Alice.
“Dik, pakailah pita ini untuk menutupi
lukamu. Juga supaya darahnya berhenti,” ujar Alice lembut.
Sambil mengucapkan terima kasih,
gadis itu mengambil pita Alice.
“Tapi, pita ini bagus sekali. Apa
tidak sayang kalau hanya untuk menutupi luka di kakiku?” gadis itu menatap pita
yang ia pegang.
“Akan lebih bagus kalau pita itu
bisa menolong orang lain. Iya, kan?” ujar Alice ramah. Gadis itu menatap alice
dan tersenyum.
Hari menjelang siang. Alice
sudah berada di rumahnya kembali. “Bu
Lili titip salam untuk Bunda. Ia seang sekali menerima selai pemberian kita.
Katanya, keluarganya sering kelaparan dan tak punya uang. Untung kita mau
berbagi ya, Bunda. Lagipula, kita kan punya banyak roti selai,” kata Alice,
membuat ibunya tersenyum. Alice lalu berkata lagi “Tapi, Bun… aku tak pernah
memberikan sesuatu untuk Bunda. Soalnya, aku tidak pernah tahu apa yang Bunda
inginkan.”
Ibu Alice memeluk Alice. “Bunda
punya keinginan. Dan Alice sudah memberikannya,” jawabnya. Alice tertegun.
“Apa itu?” tanya Alice. Ia tidak
tahu sama sekali. Karena seingatnya, ia tak pernah memberikan apapun.
“Bunda ingin Alice bahagia dan
menjadi anak yang baik,” tutur ibunya
sambil tersenyum lembut. “Dan Alice sudah memberikannya,” lanjutnya. Mendengar
itu Alice terharu. Ia mendekap ibunya dengan bahagia.

0 Comments